Monday 27 April 2009

Awas Ekonomi Pincang Miskin Permanen ! ! !

ULASAN MENURUT JEFFREY WINTERS :

Awas Ekonomi Pincang Miskin Permanen

(sumber : inilah.com/Noerma)

Partai Demokrat boleh menang tapi tugas berat menanti.
Pertumbuhan ekonomi saat ini hanya 5-6%. Padahal dengan pertumbuhan 7% saja, Indonesia tidak akan menjadi negara maju, bahkan kemiskinan belum berakhir hingga 2045.
“Jika pertumbuhan ekonomi hanya 7%, Indonesia tak akan bisa maju. Indonesia harus mempunyai target ambisius sehingga bisa menjadi salah satu negara maju,” tegas Indonesianis Prof Jeffry Winters. Kalau dihitung sejak 1998 hingga 2007, pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya 5,2%.
Guru besar Norwestern University AS itu menilai bahwa Indonesia menuju masa depan suram dengan kemungkinan terjadinya kemiskinan yang permanen jika pertumbuhan ekonomi hanya 7%.
Di era SBY jika pertumbuhan di Indonesia hanya mencapai 7% per tahun berarti diramalkan hingga 2045 akan tetap menjadi negara miskin. Dalam persepsi para teknokrat ekonomi, pertumbuhan ekonomi 7% hanya bisa mempertahankan status quo, dengan sedikit menyerap lapangan pekerjaan.
Namun hal itu tidak bisa meningkatkan kesejahteraan. "Saya sering bertanya kepada pemimpin negara, pada tahun berapa Indonesia akan menjadi negara maju? 2050? atau abad 21? tidak pernah ada jawaban," tambah Jeffrey lagi.
Prabowo Subianto dari Partai Gerindra dan Rizal Ramli dari Blok Perubahan berulangkali mengingatkan bahwa jika mereka menang sebagai capres, akan membangun ekonomi dan fokus kepada sektor riil dengan tingkat pertumbuhan dua digit, minimal 10% agar kemiskinan bisa di atasi.
Prabowo dan Rizal Ramli pernah menyatakan, jika pertumbuhan Indonesia mencapai 10% dalam 20 tahun ke depan, kemajuan Indonesia pada 2045 bisa 21 kali dari masa sekarang.
Sementara jika memakai angka pertumbuhan 7%, 20 tahun mendatang hanya mencapai kemajuan sebanyak 6,2 kali. “Sebagaimana estimasi Winters, memang Indonesia pada 2045 bisa tiga kali lebih kaya kalau pertumbuhannya double digit,” jelas Rizal Ramli yang juga mantan Menko Perekonomian itu.
Permasalahan yang selama ini mengakar adalah anggapan pertumbuhan ekonomi Indonesia jika sudah mencapai 7% adalah sebuah prestasi hebat. "Yang kuat selama ini hanya mentalitas pertumbuhan 7%, elit Indonesia bangga kalau bisa mencapai 7%. Padahal dengan tumbuh 7%, kemiskinan meluas dan ekonomi tetap pincang," imbuh Winters.
SBY, katanya, belumlah mampu untuk membangun perekonomian yang pesat selama lima tahun ini. Bahkan kata Winters, untuk men-setting pertumbuhan ekonomi yang tinggi saja, SBY tidak berani.
Menurutnya ekonomi saat ini memang terimbas krisis global. Penurunan kinerja telah terjadi telah terjadi dibidang investasi, ekspor dan juga impor. Resesi ekonomi dunia ini diperkirakan masih berlangsung hingga 2010.
Jeffrey Winters juga memperingatkan kubu Demokrat bahwa respons positif pasar modal, rupiah dan obligasi usai pemilu 9 April bukan terkait dengan kemenangan Partai Demokrat, melainkan proses pemilu yang berlangsung dengan aman dan damai serta kedewasaan masyarakat.

Saturday 11 April 2009

Hati - Hati ... Fenomena Alam Akan Terjadi Badai Matahari



Hati - Hati … ? Fenomena Alam Akan Terjadi Badai Matahari


Jakarta - Badai matahari, suatu fenomena yang diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012, tidaklah berakibat kiamat, kata Pakar Antariksa dari LAPAN, Dr Thomas Djamaluddin.
Tahun 2011-2012, diakui Djamal, di Jakarta, Selasa, adalah puncak aktivitas matahari yang mempunyai periode sekitar 11 tahun, jadi puncak aktivitas matahari pernah terjadi pada 1979, 1989, dan 2000.
Pada saat puncak aktivitas itu, bintik matahari meningkat jumlahnya akibat aktivitas magnetiknya dan mendadak berpengaruh terhadap ruang antar planet.
Pada saat-saat itu frekuensi kejadian lontaran partikel berenergi tinggi dan emisi gelombang elektromagnetik berupa percikannya juga meningkat.
Namun menurut dia, badai matahari merupakan bagian dari cuaca di antariksa yang mirip dengan cuaca di bumi, hanya saja sifatnya berbeda.
Ia menjelaskan, badai matahari tidak berdampak langsung pada manusia, namun tetap berdampak pada benda-benda astronomi yang berada di sekitarnya.
Gangguan yang perlu dicermati menurut dia, hanya pada sistem teknologi yang ditempatkan di antariksa seperti satelit komunikasi dan navigasi serta sistem teknologi di bumi yang rentan terhadap induksi partikel energetik dari matahari yang masuk ke bumi lewat kutub.
Bila terjadi badai matahari potensi bahaya hanyalah kemungkinan rusaknya atau terganggunya satelit yang mengakibatkan antara lain gangguan telepon, siaran TV yang memanfaatkan satelit, serta jaringan ATM.
Selain itu, navigasi pada sistem penerima global positioning system (GPS) frekuensi tunggal dan siaran radio gelombang pendek juga bakal terganggu akibat adanya gangguan ionosfer.

Sumber : sonokeling.wordpress.com

Wednesday 1 April 2009